Minggu, 15 April 2012

Ribuan Warga Magelang Saksikan Grebeg Gethuk

MAGELANG, KOMPAS.com - Ribuan warga Kota Magelang, Jawa Tengah tumpah ruah di alun-alun Kota. Mereka tampak antusias menyaksikan prosesi Grebeg Gethuk, yang merupakan puncak rangkaian peringatan Harijadi Kota Magelang ke-1106, Minggu (15/4/2012). Prosesi dibuka dengan arak-arakan rombongan Wali Kota Magelang beserta segenap jajarannya dari Masjid Agung Kota Magelang menuju panggung kehormatan di sisi timur alun-alun.
Wali Kota Magelang dan jajarannya yang lengkap mengenakan pakaian adat jawa itu disambut dengan tarian tradisonal Kunthulan, yang ditarikan oleh puluhan penari. Berbeda dengan tahun lalu, arak-arakan rombongan wali kota tersebut dilakukan dengan berjalan kaki. Tahun lalu mereka diarak menggunakan kereta kencana yang khusus disewa dari Keraton Yogyakarta dan wali kota mengenakan pakaian adat kerajaan mataram kuno.
"Penggunaan kereta Keraton Yogyakarta dianggap menyalahi sejarah terjadinya Kota Magelang, yang dulunya hanya tanah Perdikan dan tidak mempunyai sejarah keraton, oleh karena itu tahun ini ditiadakan," kata Panitia Pelaksana, Condro Bawono.
Prosesi dilanjutkan dengan upacara Jawa, dimana seluruh peserta upacara mengenakan pakaian adat Jawa. Tidak hanya pakaian, aba-aba dan sambutan inspektur upacara pun menggunakan bahasa Jawa. "Kami ingin nguri-uri (melestarikan) budaya Jawa. Kami tidak ingin budaya Jawa hilang tergerus budaya barat," tegas Condro.
Pada kesempatan itu pula, masyarakat disuguhi tarian trdisional kolosal yang apik dan spektakuler, dipentaskan oleh lebih dari 190 penari yang merupakan pelajar dan putra-putri Kota Magelang alumni ISI Yogyakarta dan Surakarta. Mereka menarikan tari Laskar Kolosal dan tari Undhuk Kolosal dan Orkes Klunthung Topeng Ireng.
Tidak hanya tarian, sebagai ganti prosesi arak-arakan kereta kencana yang ditiadakan, masyarakat kemudian dimanjakan dengan pertunjukkan sendratari berjudul Dumadining Kutho Magelang yang diperankan oleh lebih dari 260 seniman. Usai sendratari, disusul kemudian grebeg gethuk sebagai prosesi puncak. Masyarakat beramai-ramai berebut gunungan gethuk dan hasil bumi.
Dipilih gethuk karena gethuk merupakan makanan khas kota Magelang yang terbuat dari bahan bahan dasar ketela pohon. Gunungan gethuk disusun sedemikian rupa menyerupai Gunung Tidar dan Water Torn sebagai simbol kota ini. "Prosesi ini memang yang dinanti-nantikan masyarakat, sebab mereka bisa ramai-ramai berebut gethuk dan hasil bumi dan hanya diselenggarakan setahun sekali. Gethuk tersebut tentu benar-benar bisa dimakan oleh mereka, bukan sekadar replika," ujar Bambang Suprawoto, Kabag Humas, Protokol dan Santel Pemkot Magelang.
Rangkaian prosesi tersebut dilanjutkan dengan kirab budaya (karnaval kesenian) yang diikiuti oleh setidaknya 29 kelompok peserta dengan total 1500 personel. Mereka menampilkan sejumlah tarian kesenian tradional serta mobil-mobil hias nan unik menarik. Mereka berkeliling di sepanjang jalan-jalan utama kota Magelang.

0 komentar:

Posting Komentar